Minggu, 14 Juli 2019

Penjabaran "Berkah Utama", Sebagai Langkah Awal Kemajuan Buddha Dhamma Di Mamuju

Minggu, 14 Juli 2019

Mamuju, pada kesempatan kali ini, umat buddha mamuju kedatangan romo pandita Hemajayo dari makassar. hal ini merupakan karma baik bagi umat buddha mamuju, khususnya umat buddha vihara bukit naga. romo Hemajayo merupakan salah satu nara sumber yang berkompeten di bidangnya, sehingga umat buddha vihara bukit naga antusias untuk mendengarkan dhamma yang dibabarkan oleh beliau. beliau membabarkan dhamma mengenai berkah utama (manggala sutta). berkah utama yang dimaksudkan dalam manggala sutta ada 38 butir. 

Berkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tidak berkumpul dengan orang yang tidak bijaksana.
2. Bergaul dengan orang yang bijaksana.
3. Mengormat yang patut dihormati.
4. Hidup ditempat yang sesuai.
5. Berkat jasa-jasa dalam hidup yang lampau.
6. Menuntun diri ke arah yang benar.
7. Berpengetahuan luas.
8. Berketerampilan.
9. Terlatih baik dalam tata susila.
10. Ramah tamah dalam ucapan.
11. Membantu ayah dan ibu.
12. Menunjang anak dan isteri.
13. Tidak melakukan pekerjaan tercela.
14. Berdāna.
15. Hidup sesuai dengan Dhamma.
16. Menyokong sanak keluarga.
17. Bekerja tanpa cela.
18. Menjauhi.
19. Menghindari perbuatan buruk.
20. Menahan diri dari minuman keras.
21. Tekun melaksanakan Dhamma.
22. Memiliki rasa hormat.
23. Merendah hati.
24. Merasa puas dengan yang dimilikinya.
25. Ingat budi baik orang.
26. Mendengar Dhamma pada saat yang sesuai.
27. Sabar.
28. Mudah dinasihati.
29. Sering mengunjungi para Pertapa.
30. Membahas Dhamma pada saat yang sesuai.
31. Bersemangat dalam mengikis kilesa
32. Menjalankan hidup suci.
33. Melihat “Empat Kesunyataan Mulia”.
34. Mencapai “Nibbāna”.
35. Meski mengalami hal-hal duniawi.
36. Tidak sedih / batin tak tergoyahkan.
38. Tiada marah, tanpa noda.
38. Penuh damai.

ketiga puluh delapan berkah ini tak berwujud tapi dapat dirasakan oleh orang-orang yang mewmpunyai pandangan benar. pandangan benar yang di maksud adalah pandangan benar terhadap kamma, pandangan benar menegenai 10 persoalan, dan pandangan benar mengenai 4 kebenaran mulia.

ketika kita sudah berpandangan benar, niscaya kita akan dapat menjalani kehidupan ini dengan bahagia dan damai. tetapi, memang tidak mudah untuk melaksanakan hal tersebut.




Minggu, 07 Juli 2019

Memulai Karma Baik

Hari minggu merupakan hari di mana, semua orang pergi berlibur, tetapi bagi umat buddha di wilayah kabupaten mamuju. hari minggu merupakan hari untuk menambah karma baik. salah satu cara untuk menambah karma baik adalah dengan melaksanakan Puja Bakti Umum di Vihara Bukit Naga. Puja Bakti Umum diisi kegiatan dengan membacakan parita-parita suci, seperti yang sudah tertera di dalam Buku parita suci terbitan Sangha Theravada Indonesia (STI). selain itu kegiatan Pujabakti Tersebut juga di isi dengan sharing dhamma mengenai pentingnya sekolah minggu buddha bagi anak-anak buddhis. sekolah minggu buddha dirasa penting karena, di dalam sekolah minggu buddha, anak-anak akan diajarkan mengenai ajaran buddha dengan tujuan agar anak-anak buddhis mampu melewati kehidupan ini sesuai dengan ajaran buddha. sekolah minggu buddha juga dapat menjadikan anak menemukan jatidirinya. karena di sekolah minggu buddha anak-anak akan difasilitasi oleh gurunya untuk melatih bakat dan minatnya. tidak hanya dari segi keagaaman saja, tetapi juga dari segi kreatifitas dan psikomotornya.

Selesainya umat buddha melaksanakan puja bakti umum, umat buddha vihara bukit naga juga melakukan diskusi dhamma. salah satunya diskusi dhamma dalam kehidupan sehari-hari. diskusi itu di dasari dengan mengambil 1 sutta (khotbah Sang Buddha) kemudian semua umat memberikan penafsirannya secara bergantian. dari berbagai macam pandangan-pandangan tersebut, semua umat dapat menyimpulkan maksut dari sutta tersebut dan bersama-sama bertekad untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.

Selesai mendiskusikan dhamma, umat buddha juga membahas mengenai membuat kegiatan di sekitar Vhara Bukit Naga. agar umat-umat buddha yang lain juga antusias untuk berangkat ke vihara, karena masih ada yang beranggapan bahwa kegiatan di vihara bukit naga masih monoton begitu saja dan kurang berpengaruh terhadap kehidupannya. selain itu masih banyak umat buddha yang lain terlalu mementingkan kehidupan materinya ketimbang kehidupan spiritualnya.